DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MEDAN MENGUCAPKAN, "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1444 H. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN. SEMOGA ALLAH SWT MENERIMA SEMUA AMAL IBADAH KITA DAN MENJADIKAN KITA KEMBALI DALAM KEADAAN YANG SUCI.”

Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka jenjang SD dan SMP Kota Medan

Jumat, 07 Agustus 2020

Kemendikbud Meluruskan Makna 'PJJ Permanen'

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menyebut pihaknya tidak menginginkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi permanen. Dia menyebut banyak pihak yang salah mengartikan PJJ yang disebutnya bakal permanen beberapa waktu lalu.
 
"Bukannya akan ada kebijakan dari Kemendikbud yang memaksakan PJJ. Kita ini sebenarnya tidak menginginkan PJJ. Kami ingin semua anak kembali ke dalam kelas dan belajar tatap muka," kata Nadiem dalam live Instagram bertema 'Reformasi Pendidikan Mas Menteri di Masa Pandemi' dengan @tempodotco, Sabtu 11 Juli 2020.
 Nadiem menjelaskan, yang dimaksud dengan PJJ permanen saat itu ialah tren dunia pendidikan yang didigitalisasi. Menurutnya, konsep belajar memanfaatkan teknologi sudah menjadi tren global.
 
"Permanen ini adalah tren global dalam dunia pendidikan. Bukan Kemendikbud akan implementasi PJJ permanaen. Itu salah kaprah. Maksud Saya sekolah-sekolah menggunakan elemen teknologi yang dia pelajari saat krisis PJJ, itu yang Saya maksudkan," lanjutnya.
 
Artinya, sambung Nadiem, guru harus bisa beradaptasi selagi PJJ diberlakukan. Sehingga guru memiliki kemampuan teknologi yang baik.
 
Di saat guru sudah memiliki kemampuan berteknologi, maka interaksi guru dan siswa bisa lebih dinamis. Teknologi bisa menjadi penunjang pendidikan di kemudian hari.
 
"Jadi akan ada interaksi lain yang menggunakan platform tertentu. Adaptasi teknologinya yang menjadi percikan yang menginspirasi guru dalam menggunakan teknoologi," pungkas Nadiem.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluruskan makna Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akan dibuat permanen seperti yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim beberapa waktu lalu. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Iwan Syahril menegaskan, bahwa yang dimaksud dengan PJJ permanen adalahmemperkuat pembelajaran berbasis teknologi meski situasi sudah tidak pandemi covid-19 lagi. Namun bukan berarti pembelajaran tatap muka serta merta hilang dari dunia pendidikan di Indonesia. "Enggak sepenuhnya belajar daring. Tergantung guru dan kondisi siswa dan lain-lain," kata Iwan dalam Konferensi Video, Senin, 6 Juli 2020.

Sementara itu Plt. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Perburukan Kemendikbud, Totok Suprayitno menyebut PJJ permanen dimaksudkan untuk menghidupkan semangat berteknologi. Menurutnya teknologi sangat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.
 
"Nanti kalau sudah normal, ayokita pakai teknologi. Ini positif kok, dan report UNESCO juga mengatakan teknologi sangat membantu kualitas pembelajaran. Mumpung dipercepat karena pandemi, pas normal tetap digunakan," kata Totok.
 
Baca juga:Nadiem: Pembelajaran Jarak Jauh akan Permanen
 
Dengan begitu metode blanded learning bakal digencarkan. Satuan pendidikan harus mampu beradaptasi dengan teknologi sebagai kultur baru proses belajar.
 
"Itu yang sebenarnya untuk belajar, membuat kultur belajar efektif. Itu harusnya diatur untuk terjadi menjadi sesuatu yang baik," ujar Totok.
 
Lebih lanjut pihaknya bakal membuat regulasi 'PJJ permanen' tesebut. Dengan begitu pembelajaran dipercaya akan lebih kreatif dan inovatif.
 
"Akan kita mulai dengan pengenalan konsep, bagaimana yang berlebihan agar diperpendek. Materi yang tidak esensial itu tidak perlu, supaya tidak menambah beban. Perubahan prinsip tentang belajar yang bermakna. Itu hubungannya dengan jangan sekadar menuntaskan kurikulum, tapi belajar dengan penuh kedalaman," pungkas Totok.

Panduan Bantuan Dana Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Tahun 2020, klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH TELAH MENGIKUTI BLOG KAMI DAN TERIMA KASIH JUGA ATAS KUNJUNGANNYA